Semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, tanpa
terasa manusia telah dibawa ke peradaban global tanpa batas “no limit”
yang dilingkupi oleh dua dunia (baca: dunia nyata dan dunia maya) yang
saling bersinggungan. Kemajuan teknologi ini selalu membawa dua medan
magnet yang berbeda, ibarat kutub utara dan kutub selatan pada magnet
yang saling bertolak belakang satu sama lain apabila didekatkan.
Medan yang pertama akan berdampak positif
bagi manusia sehingga memberikan kebermanfaatan dan kenyamanan dalam
kehidupan manusia sedangkan medan yang kedua akan memberikan dampak
buruk sehingga dapat menyebabkan manusia terjerumus ke dalam kerugian
dan jurang kenistaan. Upaya agar tidak tersesat di medan yang kedua,
kita harus membentengi diri kita dengan anti-virus keimanan dan selalu
meng-upgradenya setiap hari dengan mengaji Al-Qur’an dan Sunnah.
Dampak buruk yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi, telah membuat
manusia lalai kepada Tuhan yang telah menciptakannya, padahal kewajiban
manusia terhadap Sang Khaliq telah dijelaskan dalam QS Adz-Dzaariyaat
56 yang artinya, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” Na’udzubillah min dzalik,
semoga kita bukan termasuk orang yang lalai dan tetap istiqomah dalam
mengemban misi dakwah serta berpegang pada warisan Nabi Muhammad Saw,
yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Berbicara tentang dakwah dalam kaitannya dengan teknologi, kita harus
bisa memanfaatkan teknologi yang ada untuk menyebarkan ajaran Islam
dengan sebaik-baiknya dan membuat kita berada di medan yang pertama.
Mungkin dalam benak kita sempat bertanya “Mengapa kita harus berdakwah?” Jika kita menengok ke dalam Al-Qur’an, kita akan mendapat jawabannya dalam QS Ali-Imran ayat 104 yang artinya, “Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar,
merekalah orang-orang yang beruntung. “
Nah, sekarang kita sudah tahu ilmunya, maka langkah selanjutnya
adalah mengamalkannya dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan kita
sehari-hari. Mulai dari media teknologi yang sering kita buka tiap hari
seperti facebook (fb) atau twitter. Misalnya dengan membuat status atau
catatan yang bernafaskan Islam. Jangan hanya membuat status mellow dengan komentar ngalor ngidul
yang “GJB” alias gak jelas banget, tapi_kita juga harus bisa
membuktikan bahwa kita itu muslim sejati yang kuat dan takkan
tergoyahkan oleh terpaan badai maksiat walaupun kita hanyalah akar
penopang yang tak telihat. Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan short message service (sms) atau biasa disebut dengan sms tausyiah, bisa juga blog maupun website.
Memanfaatkan Media untuk Berdakwah
Dakwah lewat media ini juga diserukan oleh organisasi Islam
Internasional Independen yang terdaftar resmi di PBB yaitu Liga Pemuda
Muslim Dunia atau WAMY (World Assembly of Muslim Youth).
Asisten Sekretaris Jenderal WAMY Muhammad Badahdah di sebuah workshop
media yang digelar di Jeddah mengemukakan bahwa media menjadi kekuatan
besar dalam menciptakan perubahan di dunia. Tidak seorangpun yang
membantah pengaruh dan kekuatannya. Maka, kita harus memanfaatkan media
modern untuk menyebarkan ajaran-ajaran Islam yang benar dan menghapus
kesalahpahaman tentang agama besar ini.
Dakwah dengan media ini memang terkesan tidak formal, akan tetapi
tidak menjadi masalah karena seorang kader dakwah merupakan iklan hidup
yang berjalan paling efektif dan efisien haruslah dapat mengemas sebuah
produk dalam hal ini adalah ajaran Islam menjadi sebuah konsumsi publik
yang sesuai dengan porsi konsumennya. Tidak hanya mencakup konsumen yang
sudah mengerti akan akidah Islam akan tetapi juga konsumen-konsumen
yang baru mengenal Islam (simpatisan) bahkan konsumen yang antipati
terhadap Islam.
Sebelum mengemasnya menjadi produk yang layak dikonsumsi publik, kita
harus membuat produk yang lezat, salah satu sarananya adalah media.
Dari hal-hal yang sederhana saja kita bisa membagi hal-hal yang baik
kepada teman-teman fb maupun twitter, termasuk apa yang baru saja kita
alamipun bisa menjadi sebuah produk yang bisa dikonsumsi oleh teman kita
untuk diambil hikmahnya.
Kemudahan dakwah yang ditawarkan lewat media memunculkan beberapa
konsekuensi. Diantaranya, sumber data yang tidak valid yang bisa
menyesatkan para pembacanya. Kemudahan pengunggahan informasi di
situs-situs tersebut memungkinkan pihak-pihak yang kurang bertanggung
jawab mempublikasikan data-data palsu yang malah bisa merusak mindset umat Islam yang membacanya. Misal, penggunaan hadits-hadits yang dhaif
maupun yang tidak shahih dalam mengkaji sebuah masalah. Maka dari itu,
kita harus menyikapinya dengan cermat dalam memilih informasi yang valid
dan memiliki hukum dasar Islam yang kuat.
Kita seharusnya bisa memanfaatkan teknologi yang ada untuk berdakwah atau menyiarkan agama. Dengan memanfaatkan teknologi maka dakwah yang diberikan/sampaikan bisa lebih menarik dan disukai orang banyak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar