Kamis, 07 November 2013

Dakwah dan Teknologi

Semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, tanpa terasa manusia telah dibawa ke peradaban global tanpa batas “no limit” yang dilingkupi oleh dua dunia (baca: dunia nyata dan dunia maya) yang saling bersinggungan. Kemajuan teknologi ini selalu membawa dua medan magnet yang berbeda, ibarat kutub utara dan kutub selatan pada magnet yang saling bertolak belakang satu sama lain apabila didekatkan.


Medan yang pertama akan berdampak positif bagi manusia sehingga memberikan kebermanfaatan dan kenyamanan dalam kehidupan manusia sedangkan medan yang kedua akan memberikan dampak buruk sehingga dapat menyebabkan manusia terjerumus ke dalam kerugian dan jurang kenistaan. Upaya agar tidak tersesat di medan yang kedua, kita harus membentengi diri kita dengan anti-virus keimanan dan selalu meng-upgradenya setiap hari dengan mengaji Al-Qur’an dan Sunnah.

Dampak buruk yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi, telah membuat manusia lalai kepada Tuhan yang telah menciptakannya, padahal kewajiban manusia terhadap Sang Khaliq telah dijelaskan  dalam QS Adz-Dzaariyaat 56 yang artinya, Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” Na’udzubillah min dzalik, semoga kita bukan termasuk orang yang lalai dan tetap istiqomah dalam mengemban misi dakwah serta berpegang pada warisan Nabi Muhammad Saw, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Berbicara tentang dakwah dalam kaitannya dengan teknologi, kita harus bisa memanfaatkan teknologi yang ada untuk menyebarkan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya dan membuat kita berada di medan yang pertama. Mungkin dalam benak kita sempat bertanya “Mengapa kita harus berdakwah?” Jika kita menengok ke dalam Al-Qur’an, kita akan mendapat jawabannya dalam QS Ali-Imran ayat 104 yang artinya, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. “
Nah, sekarang kita sudah tahu ilmunya, maka langkah selanjutnya adalah mengamalkannya dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari media teknologi yang sering kita buka tiap hari seperti facebook (fb) atau twitter. Misalnya dengan membuat status atau catatan yang bernafaskan Islam. Jangan hanya membuat status mellow dengan komentar ngalor ngidul yang “GJB” alias gak jelas banget, tapi_kita juga harus bisa membuktikan bahwa kita itu muslim sejati yang kuat dan takkan tergoyahkan oleh terpaan badai maksiat walaupun kita hanyalah akar penopang yang tak telihat. Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan short message service (sms) atau biasa disebut dengan sms tausyiah, bisa juga blog maupun website.

Memanfaatkan Media untuk Berdakwah
Dakwah lewat media ini juga diserukan oleh organisasi Islam Internasional Independen yang terdaftar resmi di PBB yaitu Liga Pemuda Muslim Dunia atau WAMY (World Assembly of Muslim Youth). Asisten Sekretaris Jenderal WAMY Muhammad Badahdah di sebuah workshop media yang digelar di Jeddah mengemukakan bahwa media menjadi kekuatan besar dalam menciptakan perubahan di dunia. Tidak seorangpun yang membantah pengaruh dan kekuatannya. Maka, kita harus memanfaatkan media modern untuk menyebarkan ajaran-ajaran Islam yang benar dan menghapus kesalahpahaman tentang agama besar ini.

Dakwah dengan media ini memang terkesan tidak formal, akan tetapi tidak menjadi masalah karena seorang kader dakwah merupakan iklan hidup yang berjalan paling efektif dan efisien haruslah dapat mengemas sebuah produk dalam hal ini adalah ajaran Islam menjadi sebuah konsumsi publik yang sesuai dengan porsi konsumennya. Tidak hanya mencakup konsumen yang sudah mengerti akan akidah Islam akan tetapi juga konsumen-konsumen yang baru mengenal Islam (simpatisan) bahkan konsumen yang antipati terhadap Islam.

Sebelum mengemasnya menjadi produk yang layak dikonsumsi publik, kita harus membuat produk yang lezat, salah satu sarananya adalah media. Dari hal-hal yang sederhana saja kita bisa membagi hal-hal yang baik kepada teman-teman fb maupun twitter, termasuk apa yang baru saja kita alamipun bisa menjadi sebuah produk yang bisa dikonsumsi oleh teman kita untuk diambil hikmahnya.

Kemudahan dakwah yang ditawarkan lewat media memunculkan beberapa konsekuensi. Diantaranya, sumber data yang tidak valid yang bisa menyesatkan para pembacanya. Kemudahan pengunggahan informasi di situs-situs tersebut memungkinkan pihak-pihak yang kurang bertanggung jawab mempublikasikan data-data palsu yang malah bisa merusak mindset umat Islam yang membacanya. Misal, penggunaan hadits-hadits yang dhaif maupun yang tidak shahih dalam mengkaji sebuah masalah. Maka dari itu, kita harus menyikapinya dengan cermat dalam memilih informasi yang valid dan memiliki hukum dasar Islam yang kuat.

Kita seharusnya bisa memanfaatkan teknologi yang ada untuk berdakwah atau menyiarkan agama. Dengan memanfaatkan teknologi maka dakwah yang diberikan/sampaikan bisa lebih menarik dan disukai orang banyak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar